Sunday, 26 May 2013

Suatu ketika, ada seorang kakek yang hrs tinggal dgn anaknya. Selain itu,tinggal pula menantu dan anak mereka yang berumur 6 tahun. Tangan sang opa ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu, penglihatannya pun buram, cara berjalannyapun ringkih. Keluarga ini biasa makan bersama diruang makan. Namun sang opa yang pikun sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan matanya yang rabun, membuatnya susah menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si opa meraih gelas,segera saja susu itu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya pun jadi gusar.

Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. "Kita harus lakukan sesuatu,"
ujar si Anak. "Aku sudah bosan membereskan semua ini" Lanjut si menantu.
Lalu mereka membuatkan meja kecil disudut ruangan. Disana si opa akan duduk sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk dan piring plastik untuk si opa. Sering saat keluarga ini sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat
keriput si Opa. Namun kata-kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar tidak menjatuhkan makanan lagi.

Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam. Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyai oleh mereka anaknya itu "Kamu sedang membuat apa?". Anaknya menjawab "Aku sedang membuat meja kayu buat Papa dan Mama untuk makan, saatku besar nanti akan kuletakkan meja makan buat papa dan
mama ini disudut itu dekat meja opa". Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya. Jawaban itu membuat ayah dan ibunya terpukul. Mereka tak mampu mengucapkan sepatah kata lagi. Airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki...

Malam itu, mereka menuntun si Opa untuk kembali makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini mereka bisa makan bersama di meja utama. Mengapa kita berfikir kita bisa melakukan sesuatu hal kepada org lain, tapi ketika itu diterapkan kepada kita, kita sadar betapa buruknya apa yg dilakukan itu.

"HORMATILAH ORANG TUA/ORANG LAIN, KARENA MEREKA JUGA SEPERTI KITA, INGIN PERASAANNYA DIJAGA. BERUSAHALAH MEMAHAMI ORANG LAIN, KARENA MEREKA SEPERTI KITA, INGIN DIPAHAMI. kASIHILAH ORANG LAIN, KARENA MERAKA JUGA SEPERTI KITA INGIN DIKASIHI"



sumber : dari berbagai sumber
pict : vimeo.com

0 comments:

kopicream. Powered by Blogger.